Rabu, 20 Januari 2016

tugas artikel kelas XII IPA 1

oleh : Renaldi Kumar M

A.    Hubungan antara Indonesia dan Malaysia

Hubungan antara Indonesia dan Malaysia beberapa kali mengalami pasang surut. Sebagai dua negara yang bertetangga, bahkan sering disebut negara serumpun, potensi kerja sama maupun potensi konflik antar dua negara ini amatlah besar.
Hubungan kerja sama

1. Bidang Pendidikan

Dalam bidang pendidikan, antara Indonesia dan Malaysia menjalin hubungan dengan mengadakan pertukaran pelajar setiap tahunnya.

2. Bidang Ekonomi

Banyaknya investor-investor dari Malaysia yang ber investasi di Indonesia telah sedikit banyak membantu pemerintah Indonesia di dalam mengentaskan pengangguran. Investor dari Malaysia banyak menanamkan investasinya dalam industri perkebunan kelapa sawit. Hal ini tentu menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Selain itu, di Malaysia juga banyak di tempatkannya Tenaga Kerja dari Indonesia yang bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT), petugas medis, pekerja bangunan serta tenaga profesional lainnya.

B. Hubungan Perekonomian Indonesia - Jepang

1. Perdagangan

Bagi Indonesia, Jepang merupakan negara mitra dagang terbesar dalam hal ekspor-impor Indonesia. Ekspor Indonesia ke Jepang bernilai US$ 23.6 milyar (statistic Pemerintah RI), sedangkan impor Indonesia dari Jepang adalah US$ 6.5 milyar sehingga bagi Jepang mengalami surplus besar impor dari Indonesia (tahun 2007)
Komoditi penting yang diimpor Jepang dari Indonesia adalah a.l. minyak, gas alam cair, batubara, hasil tambang, udang, pulp, tekstil dan produk tekstil, mesin, perlengkapan listrik, dll. Di lain pihak, barang-barang yang diekspor Jepang ke Indonesia meliputi mesin-mesin dan suku-cadang, produk plastik dan kimia, baja, perlengkapan listrik, suku-cadang elektronik, mesin alat transportasi dan suku-cadang mobil.

2. Investasi

Investasi langsung swasta dari Jepang ke Indonesia yang menurun sehubungan dengan stagnasi yang dialami perekonomian Indonesia akibat krisis ekonomi yang melanda Asia pada tahun 1997, kini belumlah pulih sepenuhnya, namun Jepang tetap menempati kedudukan penting di antara negara-negara yang berinvestasi di Indonesia.
Dalam jumlah investasi langsung asing di Indonesia dari tahun 1967 hingga 2007, Jepang menduduki tempat pertama dengan angka 11,5% dalam kesuluruhannya.
Terdapat kurang lebih 1000 perusahaan Jepang beroperasi di Indonesia (sumber: JETRO). Perusahaan-perusahaan tersebut memperkerjakan lebih dari 32 ribu pekerja Indonesia yang menjadikan Jepang sebagai negara penyedia lapangan kerja nomor 1 di Indonesia (sumber: BKPM).

3. Kerjasama Ekonomi

Indonesia merupakan negara penerima ODA (bantuan pembangunan tingkat pemerintah) terbesar dari Jepang (berdasarkan realisasi netto pembayaran pada tahun 2005 adalah US$1.22 milyar, yaitu + 17% dari seluruh ODA yang diberikan Jepang)
Selain itu, realisasi bantuan untuk tahun 2006 adalah :
Pinjaman Yen                    : 125.2 milyar Yen
Bantuan hibah                   : 5.4 milyar Yen  (berdasarkan pertukaran Nota-nota)
Kerjasama teknik             : 7.8 miliar Yen
  (berdasarkan realisasi pembiayaan JICA)

4. Lain-lain

Setelah mulainya pemerintahan Yudhoyono, telah dibentuk forum Investasi bersama tingkat tinggi pemerintah-swasta antara Jepang dan Indonesia.
Berdasarkan saran dan dialog yang sejak dulu diadakan antara Japan Club dan pemerintah Indonesia, pada bulan Juni 2005 pada kesempatan kunjungan Presiden Yudhoyono ke Jepang, telah berhasil disetujui SIAP, yaitu rencana strategis investasi yang meliputi 5 pokok, yaiitu masalah bea, customs, tenaga kerja, infrastruktur dan daya saing.
Perundingan resmi “Economic Partnersip Agreement antara Indonesia dan Jepang (EPA)” disetujui oleh pemerintah Indonesia dan Jepang pada waktu Presiden SBY berkunjung ke Jepang dengan resmi pada bulan Juni 2005, setelah itu Presiden SBY dan Mantan Perdana Menteri Jepang, Mr.Abe menandatangani surat persetujuan EPA pada tgl 20 Agustus 2007.
Melalui EPA yang telah berlaku efektif dan mulai diimplementasikan pada tanggal 1 Juli 2008 ini, diharapkan perdagangan dan investasi antara kedua Negara dapat meningkat dan semakin berkembang.

C. Hubungan Australia dengan Indonesia

Indonesia adalah tetangga Australia yang terdekat. Hubungan antara kedua negara ini mempunyai sejarah yang panjang. Dalam perjalanannya, hubungan antara Indonesia dan Australia tidak terlepas dari konflik. Ketika terjadinya konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia, Australia turut campur dengan berpihak kepada Malaysia. Militer Australia yang ketika itu mendukung Malaysia, terlibat pertempuran dengan militer Indonesia di Borneo (Kalimantan).
Masa Pemerintahan Orde Baru di Indonesia merupakan suatu masa berkembangnya hubungan antara Indonesia dengan Australia. Namun, ketika terjadi pemisahan Timor Timur (sekarang Timor Leste) dari Indonesia pada 1999, hubungan kembali memanas. Indonesia menganggap bahwa lepasnya Timor Timur dikala itu akibat dari turut campur Australia.
Saat ini, hubungan kedua negara juga sedikit terganggu akibat dari sikap sebagian kongres Australia yang membiarkan masuknya pelarian dari gerakkan Organisasi Papua Merdeka (OPM) ke wilayah Australia.

1. Bidang pendidikan

Banyak pelajar dari Indonesia yang belajar di universitas yang ada di Australia. Selain itu, pemerintah Australia juga membantu pemerintah Indonesia di dalam memajukan pendidikan di Indonesia.

2. Bidang kesehatan

Australia berkomitmen untuk membantu pemerintah Indonesia dalam bidang kesehatan. Australia membantu memperkuat kapasitas Indonesia dalam menangani kasus HIV/AIDS melalui program kemitraan senilai 100 juta dolar Australia atau sekitar Rp800 miliar.
Selain itu, saat ini juga telah terjalin kemitraan antara Australia dan Indonesia di dalam penanggulangan penyakit mata di Indonesia, khususnyaBali. Hal ini ditunjukkan dengan itikad baik kedua negara membangun Pusat Mata Australia-Bali, di Denpasar, Bali. Pusat Mata itu sendiri telah diresmikan pada 27 Juli 2007 oleh pemimpin kedua negara.

3. Bidang ekonomi

Perdagangan dan perniagaan antara Australia dan Indonesia semakin tumbuh. Perdagangan dua-arah telah meningkat menjadi 25,2% selama tahun 2000-2002. Lebih dari 400 perusahaan Australia sedang melakukan perniagaan di Indonesia, mulai dari usaha pertambangan sampai telekomunikasi. Perusahaan-perusahaan ini bekerja sebagai mitra dagang dengan perusahaan.

4. Bidang pariwisata

Sejak awal 1970-an Indonesia telah menjadi tujuan utama wisata bagi orang Australia. Australia telah menjadi sumber wisatawan yang penting bagi Indonesia. Bali merupakan provinsi yang paling dikenal.

D. Hubungan Bilateral Indonesia dan Jerman

Antara orang Jerman dan Indonesia terjalin sejarah yang panjang, sudah dimulai sejak abad ke-16 ketika para pedagang Jerman yang menumpang kapal-kapal Belanda maupun Portugis mendatangi wilayah yang dahulu dikenal dengan sebutan Hindia Timur.
Selama masa penjajahan Belanda ribuan orang Jerman datang ke Indonesia, baik sebagai pegawai bagian administrasi di bawah Koloni Belanda, maupun sebagai insinyur, tenaga teknis serta tidak ketinggalan sebagai peneliti dan ilmuwan.
Industri Jerman telah ada sejak pertengahan abad ke-19 di Indonesia. Setelah tahun 1945 para pengusaha Jerman, tenaga ahli Jerman di bidang kerja sama pembangunan maupun bidang pendidikan dan penelitian, serta pertukaran akademis yang intensif melanjutkan hubungan Jerman dan Indonesia yang selama ini baik.

1. Kebudayaan

Perubahan situasi politik yang terjadi sejak tahun 1998, telah membawa Indonesia pada suatu perkembangan kebudayaan yang dinamis. Dalam hal mana Goethe-Institut Jakarta (yang memiliki cabang di kota pelajar Bandung) mempunyai peranan penting. Goethe Institut mengorganisir berbagai kegiatan dalam hampir segala bidang kebudayaan, apakah itu musik, film, pameran, tari ataupun teater.
Proyek-proyek tersebut tidak terbatas hanya sebagai perantara kebudayaan Jerman, tetapi dengan ikut sertanya seniman dan seniwati Indonesia pada lokakarya dan semacamnya, terjalinlah suatu dialog yang hidup antar dua kebudayaan. Dalam lingkup yang lebih kecil Kedutaan Besar Jerman juga menyelenggarakan berbagai konser dan pameran.
Beberapa perkumpulan kebudayaan Jerman-Indonesia juga menyelenggarakan pameran dan proyek lainnya di Jerman dan di Indonesia. Cukup banyak seniman dan seniwati Jerman, yang terinspirasi oleh pesona Indonesia dan kemudian dituangkan dalam karya mereka. Mereka juga memiliki sanggar dan bengkel seni di sini. Mengikuti tradisi pelukis dan pemusik Walter Spies (1895 – 1942) banyak di antara para seniman Jerman yang menetap di Bali.
Satu unsur penting hubungan kebudaayan selanjutnya adalah kerja sama di bidang perguruan tinggi. Sejak tahun 1945 kira-kira 20.000 pelajar Indonesia melanjutkan studi mereka di Jerman.
Antara banyak universitas Jerman dan Indonesia telah terjalin suatu kerja sama yang erat dalam bidang penelitian dan pengajaran. Pemerintah Republik Federal Jerman sangat berkeinginan, agar mahasiswa yang berkualifikasi dapat melanjutkan studi mereka di Jerman.
Meskipun mendapat persaingan ketat dari universitas di kawasan Anglo-Saxon (negara berbahasa Inggris), sejak beberapa waktu yang lalu di Indonesia telah berhasil dicapai suatu perkembangan yang patut diperhatikan. Berkat usaha DAAD dan Kedutaan Besar Jerman jumlah orang Indonesia yang melanjutkan studi mereka di perguruan tinggi Jerman yang berjumlah 2.000 orang.

2. Hubungan ekonomi

Hubungan ekonomi antara Indonesia dan Jerman memiliki tradisi yang baik, cukup lama dan intensif. Jerman memiliki hubungan yang lebih tua dan lebih dalam ke Indonesia daripada ke negara-negara lainnya di Asia Timur atau Tenggara. Sejak abad ke 16 telah banyak saudagar, ilmuwan, dokter, misionaris, tentara dan pegawai dari Jerman yang tinggal di Indonesia. Kehadiran perekonomian Jerman di Indonesia sudah dimuali sejak abad ke 19 (Siemens 1855, Krupp 1876).
Perekonomian Republik Federal Jerman terintegrasi secara internasional, tidak seperti perekonomian dari sebagian besar negara lainnya yang tidak begitu terintegrasi ke dunia internasional. Pada saat ini perusahaan-perusahaan Jerman menghasilkan kira-kira sepertiga omset mereka melalui perdagangan dengan luar negeri – tendensinya naik. Masa depan lokasi bisnis Jerman dan banyak pabrik tergantung dari perdagangan luar negeri yang dinamis.
Oleh karenanya persaingan bebas, pasar terbuka dan persyaratan yang mendukung perdagangan dan investasi sangat menentukan.
Demi tujuan tersebut Bagian Ekonomi Kedutaan dan Perkumpulan Ekonomi Indonesia-Jerman EKONID berusaha menjadi kontak person yang terpenting di Indonesia bagi para pelaku bisnis dari Jerman. Mereka juga mendapatkan dukungan dari koresponden Kantor Federal Ekonomi Luar Negeri (bfai) yang juga berkedudukan di Jakarta, seperti halnya Lembaga Kredit untuk Pembangunan Kembali (Kreditanstalt für Wiederaufbau – KfW).

1)    Tujuan politik pembangunan Jerman

1.       Tujuan politik pembangunan Jerman adalah untuk memperbaiki situasi kehidupan masyarakat, terutama masyarakat miskin, di negara-negara mitra kami.
2.       Politik tersebut mengikuti cita-cita pembangunan global yang berkesinambungan, yang dimana generasi sekarang memiliki kemungkinan untuk berkembang, tanpa membatasi kesempatan generasi mendatang.
3.       Pembangunan global yang berkesinambungan mensyaratkan tiga hal penting yang harus terpenuhi:
4.       Pertumbuhan ekonomi yang produktif
5.       Keadilan sosial dan
6.       Ekologi yang berkesinambungan
Kerjasama pembangunan membantu penerapan ketiga tujuan ini di negara-negara mitra dengan pemberantasan kemiskinan, peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan pengembangan sektor privat dan perlindungan dasar kehidupan alam.
Tujuan pembangunan global yang berkesinambungan hanya akan tercapai, apabila reformasi dan penyesuaian struktur di negara-negara industri yang diperlukan terjadi di setiap level. Oleh karenanya usaha kami dalam (membentuk) kerjasama dengan mitra-mitra kami harus didukung oleh para politisi di dalam negeri.
Ini merupakan hal yang terpenting yaitu mengenai kepercayaan dan juga pandangan masa depan politik pembangunan. Selain itu, reformasi dalam negeri di negara-negara industri memberikan ruang gerak finansial bagi kelanjutan bantuan luar negeri dalam jangka panjang.
Politik pembangunan merupakan tugas bersama yang memerlukan/mensyaratkan tujuan bersama. Politik tersebut membentuk kerangka bagi kerjasama dengan negara-negara mitra. Tujuan global tersebut ditetapkan dalam konferensi-konferensi internasional. Masyarakat internasional telah memformulasikan tujuan bersama mereka dalam puncak milenium di New York, dalam konferensi PBB di Monterrey tentang pembiayaan pembangunan dan dalam konferensi berkesinambungan di Johannesburg.
Republik Federal Jerman telah berkomitmen untuk andil secara aktiv dalam mewujudkan tujuan-tujuan tersebut. Program Aksi 2015 lintas instansi merupakan instrumen sentral Pemerintah Jerman  dalam rangka memenuhi tugas-tugas tersebut. Program aksi tersebut berorientasi kepada tiga Tujuan utama  yaitu memerangi kemiskinan, mengamankan perdamaian, pelaksanaan globalisasi dengan adil. Penanggungjawab adalah Kementrian Federal Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ).

2)    Kerja sama pengembangan politik bersama Indonesia

Indonesia menjadi mitra penting bagi Jerman dalam kerjasama pengembangan politik. Jerman dengan kontribusinya sebesar 3 milyar euro merupakan mitra bilateral kedua terbesar setelah Jepang. Termasuk dalam jumlah ini adalah kontribusi bagi pengembangan gereja, yayasan-yayasan politik dan LSM (Organisasi Non-Pemerintah) lainnya.Melalui instrumen multilateral seperti PBB, Bank Dunia, ADB (Bank Pembangunan Asia) dan Dana Pembangunan Uni Eropa, Jerman juga membantu program-program pembangunan di Indonesia dalam jumlah yang cukup besar.
Kerjasama antara Indonesia dengan Jerman telah terbentuk sejak tahun limapuluhan. Aktivitas pendamping proses reformasi Indonesia terkonsentrasi dengan sangat baik sejak beberapa tahun ini di Provinsi Jawa Tengah, Yogyakarta serta NTB dan NTT dengan tingkat pembangunan yang lemah di Timur Indonesia.
Kerjasama Pembangunan dengan Indonesia terkonsentrasi pada tiga bidang utama berikut yang isinya telah ditetapkan dan disusun bersama-sama dengan mitra Indonesia. Naskah strategi utama (SSP) untuk setiap bidang yang telah disusun bersama membentuk kerangka konsep kerjasama:
1. Bidang kesehatan termasuk keluarga berencana dan pencegahan HIV/AIDS – titik pusat kerjasama pembangunan Indonesia-Jerman terletak pada perbaikan akses pelayanan kesehatan yang memadai termasuk dari segi pembiayaan bagi penduduk miskin;
2. Bidang reformasi perekonomian – kerjasama pembangunan Indonesia-Jerman terkonsentrasi pada dukungan perekonomian regional di wilayah-wilayah dengan struktur yang lemah dengan tujuan mencapai pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, penggunaan sumber alam yang berkesinambungan serta mendukung instrumen pembiayaan yang efektif;SSP bidang reformasi perekonomian.
3. Bidang transportasi – peningkatan mobilitas bagi penduduk berpendapatan rendah menjadi titik pusat kerjasama pembangunan Indonesia-Jerman, dimana kegiatannya dikonsentrasikan pada angkutan penumpang kapal laut dan angkutan penumpang jarak dekat.;SSP bidang transportasi
Dalam tema (pokok) desentralisasi, kerjasama pembangunan Indonesia-Jerman mendampingi proses desentralisasi yang luas di Indonesia, dimana pada tahun 2001 terjadi pelimpahan tanggung jawab atas perencanaan pembangunan, anggaran dan personil sekaligus dari pusat ke daerah. Untuk tema pokok ini juga telah disusun naskah strategi.
Yayasan-yayasan politik Jerman yang aktif di Indonesia (Yayasan Friedrich Ebert, Yayasan Friedrich Naumann, Yayasan Konrad Adenauer, Yayasan Hanns Seidel) serta PT. Pendidikan Kelanjutan dan Pengembangan Internasional non profit (InWEnt) dan Pusat Migrasi Internasional (CIM) juga memberikan kontribusi yang penting, terutama dalam tema-tema tersebut.
Saat ini terdapat sekitar 32 proyek kerjasama teknik (TZ) dan keuangan (FZ), dimana 36 tenaga ahli dipekerjakan untuk jangka waktu lama dan sekitar 160 tenaga ahli untuk jangka waktu pendek setiap tahunnya. Selain itu terdapat 24 tenaga ahli yang terintegrasi dan diperoleh dari Pusat Migrasi Internasional (CIM). Dengan sekitar 20 penugasan setiap tahun, SES membantu kualifikasi tenaga ahli dan pemimpin perusahaan kecil dan menengah di Indonesia.
Kerjasama personil dilaksanakan oleh PT. InWEnt non profit, Pendidikan Kelanjutan dan Pengembangan Internasional – yang lahir dari peleburan Carl Duisberg Gesellschaft (CDG) dan Yayasan Jerman bagi Pembangunan Internasional (DSE) – dengan mengutamakan program yang berorientasi ke praktek. Penawaran program yang berguna untuk meningkatkan kualifikasi bekerja ini diikuti oleh sekitar 700 peserta dari Indonesia setiap tahunnya.

3)    Proyek skala mikro Kedutaan Besar Jerman di Indonesia


Setiap tahun disediakan dana kepada Kedutaan Jerman Jakarta untuk pelaksanaan proyek-proyek berskala mikro di Indonesia. Kegiatan ini ditujukan untuk terutama memenuhi kebutuhan dasar masyarakat miskin dan sangat miskin. Proyek yang dapat dibantu adalah proyek yang dilaksanakan oleh pihak Indonesia (LSM, gereja, komunitas desa) dengan jumlah bantuan hingga 8.000 Euro.




by :  Meilan Erna Wati

ARTIKEL MENGENAI KOMITMEN HUBUNGAN KERJA SAMA PEMERINTAH INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN



1.    Hubungan Luar Negri Indonesia

Sejak merdeka, hubungan luar negri Indonesia berpatokan dengan kebijakan luar negri “bebas dan aktif” dengan mencoba mengambil peran dalam berbagai masalah regional sesuai dengan ukuran dan lokasinya, namun menghindari keterlibatan dalam konflik di antara kekuatan-kekuatan besar dunia. Kebijakan luar negri Indonesia pada masa orde baru yang dipimpin Presiden Soeharto beralih dari sikap anti-barat dan anti Amerika yang menjadi cirri pemerintahan Soekarno. Setelah Soeharto mengundurkan diri tahun 1998, pemerintah Indonesia mempertahankan garis besar kebijakan luar negri Soeharto yang modert dan independen. Banyaknya masalah di dalam negri tidak berhasil mencegah presiden-presiden selanjutnya untuk bepergian ke luar negri serta partisipasi Indonesia dalam panggung Internasional. Invasi ke Timor Leste oleh Indonesia pada bulan Desember 1975, aneksasinya tahun 1976, serta referendum kemerdekaan Timor Leste  dari Indonesia  pada bulan Agustus 1999 memperkuat hubungan Indonesia dengan komunitas Internasional.


2.    Contoh Kerjasama Negara Indonesia dengan Negara     Lain

Kerjasama Indonesia-Nigeria

Dewan Minyak Sawit Indonesia  (DMSI) akan bekerja sama dengan kelompok tani di Nigeria dan asosiasi profesi kelapa sawit di Pantai Gading untuk menekan kampanye anti sawit di pasar intenasional khususnya di Eropa.
Kerjasama dengan kelompok tani atau Initiative for Public Policy Analysis (IPPA) di Nigeria dan asosiasi profesi kelapa sawit di Pantai Gading atau Association de Interprofessionelle Filliere de Palmier a Huile (AIPH) itu dilakukan DMSI setelah melihat keberhasilan IPPA menggugat perusahaan pengecer besar atau semacam distributor yakni “Systeme U” yang membuat kampaye negatif atas sawit.



Demikian Artikel ini saya buat atas dasar pendapat dan kemampuan saya, dan di tanggung jawab pi oleh saya sendiri :
Nama          : Meilan Erna Wati
Kelas : XII IPA1
Apabila ada ada salah kata dan tulisan mohon dimaafkan dan dimaklumi.
Sekian, dan Terima Kasih

DAFTAR PUSTAKA


http://www.Sangpujanggakecil.blogspot.co.id/2014/11/kerja-sama-negara-indonesia-dengan-negara-lain





by :  Kasmiati

ARTIKEL MENGENAI KOMITMEN HUBUNGAN KERJA SAMA PEMERINTAH INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN



1.    Hubungan Luar Negri Indonesia

Sejak merdeka, hubungan luar negri Indonesia berpatokan dengan kebijakan luar negri “bebas dan aktif” dengan mencoba mengambil peran dalam berbagai masalah regional sesuai dengan ukuran dan lokasinya, namun menghindari keterlibatan dalam konflik di antara kekuatan-kekuatan besar dunia. Kebijakan luar negri Indonesia pada masa orde baru yang dipimpin Presiden Soeharto beralih dari sikap anti-barat dan anti Amerika yang menjadi cirri pemerintahan Soekarno. Setelah Soeharto mengundurkan diri tahun 1998, pemerintah Indonesia mempertahankan garis besar kebijakan luar negri Soeharto yang modert dan independen. Banyaknya masalah di dalam negri tidak berhasil mencegah presiden-presiden selanjutnya untuk bepergian ke luar negri serta partisipasi Indonesia dalam panggung Internasional. Invasi ke Timor Leste oleh Indonesia pada bulan Desember 1975, aneksasinya tahun 1976, serta referendum kemerdekaan Timor Leste  dari Indonesia  pada bulan Agustus 1999 memperkuat hubungan Indonesia dengan komunitas Internasional.


2.    Contoh Kerjasama Negara Indonesia dengan Negara     Lain

Kerjasama Indonesia-Vietnam

                   Hubungan biateral Indonesia dengan Vietnam, kedua negara yaitu Indonesia dan Vietnam telah menjalin kembali hubungan yang pernah menajdi sarana untuk membina saling pengertian dan memperkuat kerja sama antara kedua negara, yang dilaksanakan dalam hubungan di bidang politik, hubungan baik dalam bidang politik secara kinkrit antara lain tercermin dalam hal-hal sebagai berikut :
1.     Penghargaan oleh Vietnam terhadap bantuan beras Indonesia pada tahun 1986, sewaktu Vietnam mengalami kekurangan pangan.
2.     Dukungan Vietnam terhadap terpilihnya Indonesia sebagai ketua NonBlok.
3.     Bantuan Indonesia dalam usaha penanganan program keluarga berencana, saran kebijaksanaan dalam bidang perminyakan, investasi, perbankan, dan transpor, serta
4.     Dukungan Indonesia terhadap keinginan Vietnam untuk mendatangi ASEAN Treaty of Amity and Cooperation.





Demikian Artikel ini saya buat atas dasar pendapat dan kemampuan saya, dan di tanggung jawab pi oleh saya sendiri :
Nama          : Kasmiati
Kelas : XII IPA1
Apabila ada ada salah kata dan tulisan mohon dimaafkan dan dimaklumi.
Sekian, dan Terima Kasih

DAFTAR PUSTAKA


http://www.Sangpujanggakecil.blogspot.co.id/2014/11/kerja-sama-negara-indonesia-dengan-negara-lain




by : Fifin Meilani

ARTIKEL MENGENAI KOMITMEN HUBUNGAN KERJA SAMA PEMERINTAH INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN



1.    Hubungan Luar Negri Indonesia

Sejak merdeka, hubungan luar negri Indonesia berpatokan dengan kebijakan luar negri “bebas dan aktif” dengan mencoba mengambil peran dalam berbagai masalah regional sesuai dengan ukuran dan lokasinya, namun menghindari keterlibatan dalam konflik di antara kekuatan-kekuatan besar dunia. Kebijakan luar negri Indonesia pada masa orde baru yang dipimpin Presiden Soeharto beralih dari sikap anti-barat dan anti Amerika yang menjadi cirri pemerintahan Soekarno. Setelah Soeharto mengundurkan diri tahun 1998, pemerintah Indonesia mempertahankan garis besar kebijakan luar negri Soeharto yang modert dan independen. Banyaknya masalah di dalam negri tidak berhasil mencegah presiden-presiden selanjutnya untuk bepergian ke luar negri serta partisipasi Indonesia dalam panggung Internasional. Invasi ke Timor Leste oleh Indonesia pada bulan Desember 1975, aneksasinya tahun 1976, serta referendum kemerdekaan Timor Leste  dari Indonesia  pada bulan Agustus 1999 memperkuat hubungan Indonesia dengan komunitas Internasional.


2.    Contoh Kerjasama Negara Indonesia dengan Negara     Lain

Kerjasama Indonesia-Argentina

Mengingat Indonesia dan Argentina sama-sama berada dalam kelompok negara ekonomi maju,G20.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap kunjungan Presiden Argentina, Christina Elisabet Fernandez de Kirchner ke istana negara, kamis (17/1), bisa mempererat kerja sama strategis antara dua negara, khususnya dalam bidang investasi, mengingat Indonesia dan Argentina sama-sama berada dalam kelompok negara ekonomi maju, G20.
Dalam pertemuan itu dua kepala negara membicarakan berbagai isu mulai dari ekonomi, investasi, pertanian, transportasi, hingga pariwisata. Argentina dan Indonesia juga berkomitmen untuk membantu pembangunan negara-negara lain yang membutuhkan.



Demikian Artikel ini saya buat atas dasar pendapat dan kemampuan saya, dan di tanggung jawab pi oleh saya sendiri :
Nama          : Fifin Meilani
Kelas : XII IPA1
Apabila ada ada salah kata dan tulisan mohon dimaafkan dan dimaklumi.
Sekian, dan Terima Kasih

DAFTAR PUSTAKA


http://www.Sangpujanggakecil.blogspot.co.id/2014/11/kerja-sama-negara-indonesia-dengan-negara-lain





Tidak ada komentar:

Posting Komentar