oleh : Renaldi Kumar M
A. Hubungan antara Indonesia dan Malaysia
Hubungan antara Indonesia dan Malaysia
beberapa kali mengalami pasang surut. Sebagai dua negara yang bertetangga,
bahkan sering disebut negara serumpun, potensi kerja sama maupun potensi
konflik antar dua negara ini amatlah besar.
Hubungan kerja sama
1. Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, antara Indonesia
dan Malaysia menjalin hubungan dengan mengadakan pertukaran pelajar setiap
tahunnya.
2. Bidang Ekonomi
Banyaknya investor-investor dari Malaysia
yang ber investasi di Indonesia telah sedikit banyak membantu pemerintah
Indonesia di dalam mengentaskan pengangguran. Investor dari Malaysia banyak
menanamkan investasinya dalam industri perkebunan kelapa sawit. Hal ini tentu
menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Selain itu, di Malaysia juga banyak di
tempatkannya Tenaga Kerja dari Indonesia yang bekerja sebagai Pembantu Rumah
Tangga (PRT), petugas medis, pekerja bangunan serta tenaga profesional lainnya.
B. Hubungan Perekonomian Indonesia - Jepang
1. Perdagangan
Bagi Indonesia, Jepang merupakan negara
mitra dagang terbesar dalam hal ekspor-impor Indonesia. Ekspor Indonesia ke
Jepang bernilai US$ 23.6 milyar (statistic Pemerintah RI), sedangkan impor
Indonesia dari Jepang adalah US$ 6.5 milyar sehingga bagi Jepang mengalami
surplus besar impor dari Indonesia (tahun 2007)
Komoditi penting yang diimpor Jepang dari
Indonesia adalah a.l. minyak, gas alam cair, batubara, hasil tambang, udang,
pulp, tekstil dan produk tekstil, mesin, perlengkapan listrik, dll. Di lain
pihak, barang-barang yang diekspor Jepang ke Indonesia meliputi mesin-mesin dan
suku-cadang, produk plastik dan kimia, baja, perlengkapan listrik, suku-cadang
elektronik, mesin alat transportasi dan suku-cadang mobil.
2. Investasi
Investasi langsung swasta dari Jepang ke
Indonesia yang menurun sehubungan dengan stagnasi yang dialami perekonomian
Indonesia akibat krisis ekonomi yang melanda Asia pada tahun 1997, kini
belumlah pulih sepenuhnya, namun Jepang tetap menempati kedudukan penting di
antara negara-negara yang berinvestasi di Indonesia.
Dalam jumlah investasi langsung asing di
Indonesia dari tahun 1967 hingga 2007, Jepang menduduki tempat pertama dengan
angka 11,5% dalam kesuluruhannya.
Terdapat kurang lebih 1000 perusahaan
Jepang beroperasi di Indonesia (sumber: JETRO). Perusahaan-perusahaan tersebut
memperkerjakan lebih dari 32 ribu pekerja Indonesia yang menjadikan Jepang
sebagai negara penyedia lapangan kerja nomor 1 di Indonesia (sumber: BKPM).
3. Kerjasama Ekonomi
Indonesia merupakan negara penerima ODA
(bantuan pembangunan tingkat pemerintah) terbesar dari Jepang (berdasarkan
realisasi netto pembayaran pada tahun 2005 adalah US$1.22 milyar, yaitu + 17%
dari seluruh ODA yang diberikan Jepang)
Selain itu, realisasi bantuan untuk tahun
2006 adalah :
Pinjaman Yen : 125.2 milyar Yen
Bantuan hibah : 5.4 milyar Yen
(berdasarkan pertukaran Nota-nota)
Kerjasama teknik : 7.8 miliar Yen
(berdasarkan realisasi pembiayaan JICA)
4. Lain-lain
Setelah mulainya pemerintahan Yudhoyono,
telah dibentuk forum Investasi bersama tingkat tinggi pemerintah-swasta antara
Jepang dan Indonesia.
Berdasarkan saran dan dialog yang sejak
dulu diadakan antara Japan Club dan pemerintah Indonesia, pada bulan Juni 2005
pada kesempatan kunjungan Presiden Yudhoyono ke Jepang, telah berhasil
disetujui SIAP, yaitu rencana strategis investasi yang meliputi 5 pokok, yaiitu
masalah bea, customs, tenaga kerja, infrastruktur dan daya saing.
Perundingan resmi “Economic Partnersip
Agreement antara Indonesia dan Jepang (EPA)” disetujui oleh pemerintah
Indonesia dan Jepang pada waktu Presiden SBY berkunjung ke Jepang dengan resmi
pada bulan Juni 2005, setelah itu Presiden SBY dan Mantan Perdana Menteri
Jepang, Mr.Abe menandatangani surat persetujuan EPA pada tgl 20 Agustus 2007.
Melalui EPA yang telah berlaku efektif dan
mulai diimplementasikan pada tanggal 1 Juli 2008 ini, diharapkan perdagangan
dan investasi antara kedua Negara dapat meningkat dan semakin berkembang.
C. Hubungan Australia dengan Indonesia
Indonesia adalah tetangga Australia yang
terdekat. Hubungan antara kedua negara ini mempunyai sejarah yang panjang.
Dalam perjalanannya, hubungan antara Indonesia dan Australia tidak terlepas
dari konflik. Ketika terjadinya konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia,
Australia turut campur dengan berpihak kepada Malaysia. Militer Australia yang
ketika itu mendukung Malaysia, terlibat pertempuran dengan militer Indonesia di
Borneo (Kalimantan).
Masa Pemerintahan Orde Baru di Indonesia
merupakan suatu masa berkembangnya hubungan antara Indonesia dengan Australia.
Namun, ketika terjadi pemisahan Timor Timur (sekarang Timor Leste) dari
Indonesia pada 1999, hubungan kembali memanas. Indonesia menganggap bahwa
lepasnya Timor Timur dikala itu akibat dari turut campur Australia.
Saat ini, hubungan kedua negara juga
sedikit terganggu akibat dari sikap sebagian kongres Australia yang membiarkan
masuknya pelarian dari gerakkan Organisasi Papua Merdeka (OPM) ke wilayah
Australia.
1. Bidang pendidikan
Banyak pelajar dari Indonesia yang belajar
di universitas yang ada di Australia. Selain itu, pemerintah Australia juga
membantu pemerintah Indonesia di dalam memajukan pendidikan di Indonesia.
2. Bidang kesehatan
Australia berkomitmen untuk membantu
pemerintah Indonesia dalam bidang kesehatan. Australia membantu memperkuat
kapasitas Indonesia dalam menangani kasus HIV/AIDS melalui program kemitraan
senilai 100 juta dolar Australia atau sekitar Rp800 miliar.
Selain itu, saat ini juga telah terjalin
kemitraan antara Australia dan Indonesia di dalam penanggulangan penyakit mata
di Indonesia, khususnyaBali. Hal ini ditunjukkan dengan itikad baik kedua
negara membangun Pusat Mata Australia-Bali, di Denpasar, Bali. Pusat Mata itu
sendiri telah diresmikan pada 27 Juli 2007 oleh pemimpin kedua negara.
3. Bidang ekonomi
Perdagangan dan perniagaan antara Australia
dan Indonesia semakin tumbuh. Perdagangan dua-arah telah meningkat menjadi
25,2% selama tahun 2000-2002. Lebih dari 400 perusahaan Australia sedang
melakukan perniagaan di Indonesia, mulai dari usaha pertambangan sampai
telekomunikasi. Perusahaan-perusahaan ini bekerja sebagai mitra dagang dengan
perusahaan.
4. Bidang pariwisata
Sejak awal 1970-an Indonesia telah menjadi
tujuan utama wisata bagi orang Australia. Australia telah menjadi sumber
wisatawan yang penting bagi Indonesia. Bali merupakan provinsi yang paling
dikenal.
D. Hubungan Bilateral Indonesia dan Jerman
Antara orang Jerman dan Indonesia terjalin
sejarah yang panjang, sudah dimulai sejak abad ke-16 ketika para pedagang
Jerman yang menumpang kapal-kapal Belanda maupun Portugis mendatangi wilayah
yang dahulu dikenal dengan sebutan Hindia Timur.
Selama masa penjajahan Belanda ribuan orang
Jerman datang ke Indonesia, baik sebagai pegawai bagian administrasi di bawah
Koloni Belanda, maupun sebagai insinyur, tenaga teknis serta tidak ketinggalan
sebagai peneliti dan ilmuwan.
Industri Jerman telah ada sejak pertengahan
abad ke-19 di Indonesia. Setelah tahun 1945 para pengusaha Jerman, tenaga ahli
Jerman di bidang kerja sama pembangunan maupun bidang pendidikan dan
penelitian, serta pertukaran akademis yang intensif melanjutkan hubungan Jerman
dan Indonesia yang selama ini baik.
1. Kebudayaan
Perubahan situasi politik yang terjadi
sejak tahun 1998, telah membawa Indonesia pada suatu perkembangan kebudayaan
yang dinamis. Dalam hal mana Goethe-Institut Jakarta (yang memiliki cabang di
kota pelajar Bandung) mempunyai peranan penting. Goethe Institut mengorganisir
berbagai kegiatan dalam hampir segala bidang kebudayaan, apakah itu musik,
film, pameran, tari ataupun teater.
Proyek-proyek tersebut tidak terbatas hanya
sebagai perantara kebudayaan Jerman, tetapi dengan ikut sertanya seniman dan
seniwati Indonesia pada lokakarya dan semacamnya, terjalinlah suatu dialog yang
hidup antar dua kebudayaan. Dalam lingkup yang lebih kecil Kedutaan Besar
Jerman juga menyelenggarakan berbagai konser dan pameran.
Beberapa perkumpulan kebudayaan
Jerman-Indonesia juga menyelenggarakan pameran dan proyek lainnya di Jerman dan
di Indonesia. Cukup banyak seniman dan seniwati Jerman, yang terinspirasi oleh
pesona Indonesia dan kemudian dituangkan dalam karya mereka. Mereka juga
memiliki sanggar dan bengkel seni di sini. Mengikuti tradisi pelukis dan
pemusik Walter Spies (1895 – 1942) banyak di antara para seniman Jerman yang
menetap di Bali.
Satu unsur penting hubungan kebudaayan
selanjutnya adalah kerja sama di bidang perguruan tinggi. Sejak tahun 1945
kira-kira 20.000 pelajar Indonesia melanjutkan studi mereka di Jerman.
Antara banyak universitas Jerman dan
Indonesia telah terjalin suatu kerja sama yang erat dalam bidang penelitian dan
pengajaran. Pemerintah Republik Federal Jerman sangat berkeinginan, agar
mahasiswa yang berkualifikasi dapat melanjutkan studi mereka di Jerman.
Meskipun mendapat persaingan ketat dari
universitas di kawasan Anglo-Saxon (negara berbahasa Inggris), sejak beberapa
waktu yang lalu di Indonesia telah berhasil dicapai suatu perkembangan yang
patut diperhatikan. Berkat usaha DAAD dan Kedutaan Besar Jerman jumlah orang
Indonesia yang melanjutkan studi mereka di perguruan tinggi Jerman yang
berjumlah 2.000 orang.
2. Hubungan ekonomi
Hubungan ekonomi antara Indonesia dan
Jerman memiliki tradisi yang baik, cukup lama dan intensif. Jerman memiliki
hubungan yang lebih tua dan lebih dalam ke Indonesia daripada ke negara-negara
lainnya di Asia Timur atau Tenggara. Sejak abad ke 16 telah banyak saudagar,
ilmuwan, dokter, misionaris, tentara dan pegawai dari Jerman yang tinggal di
Indonesia. Kehadiran perekonomian Jerman di Indonesia sudah dimuali sejak abad
ke 19 (Siemens 1855, Krupp 1876).
Perekonomian Republik Federal Jerman
terintegrasi secara internasional, tidak seperti perekonomian dari sebagian
besar negara lainnya yang tidak begitu terintegrasi ke dunia internasional. Pada
saat ini perusahaan-perusahaan Jerman menghasilkan kira-kira sepertiga omset
mereka melalui perdagangan dengan luar negeri – tendensinya naik. Masa depan
lokasi bisnis Jerman dan banyak pabrik tergantung dari perdagangan luar negeri
yang dinamis.
Oleh karenanya persaingan bebas, pasar
terbuka dan persyaratan yang mendukung perdagangan dan investasi sangat
menentukan.
Demi tujuan tersebut Bagian Ekonomi
Kedutaan dan Perkumpulan Ekonomi Indonesia-Jerman EKONID berusaha menjadi
kontak person yang terpenting di Indonesia bagi para pelaku bisnis dari Jerman.
Mereka juga mendapatkan dukungan dari koresponden Kantor Federal Ekonomi Luar
Negeri (bfai) yang juga berkedudukan di Jakarta, seperti halnya Lembaga Kredit
untuk Pembangunan Kembali (Kreditanstalt für Wiederaufbau – KfW).
1) Tujuan politik pembangunan Jerman
1.
Tujuan politik pembangunan
Jerman adalah untuk memperbaiki situasi kehidupan masyarakat, terutama
masyarakat miskin, di negara-negara mitra kami.
2.
Politik tersebut mengikuti
cita-cita pembangunan global yang berkesinambungan, yang dimana generasi
sekarang memiliki kemungkinan untuk berkembang, tanpa membatasi kesempatan
generasi mendatang.
3.
Pembangunan global yang
berkesinambungan mensyaratkan tiga hal penting yang harus terpenuhi:
4.
Pertumbuhan ekonomi yang
produktif
5.
Keadilan sosial dan
6.
Ekologi yang berkesinambungan
Kerjasama pembangunan membantu penerapan
ketiga tujuan ini di negara-negara mitra dengan pemberantasan kemiskinan,
peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan pengembangan sektor privat dan perlindungan
dasar kehidupan alam.
Tujuan pembangunan global yang
berkesinambungan hanya akan tercapai, apabila reformasi dan penyesuaian
struktur di negara-negara industri yang diperlukan terjadi di setiap level.
Oleh karenanya usaha kami dalam (membentuk) kerjasama dengan mitra-mitra kami
harus didukung oleh para politisi di dalam negeri.
Ini merupakan hal yang terpenting yaitu
mengenai kepercayaan dan juga pandangan masa depan politik pembangunan. Selain
itu, reformasi dalam negeri di negara-negara industri memberikan ruang gerak
finansial bagi kelanjutan bantuan luar negeri dalam jangka panjang.
Politik pembangunan merupakan tugas bersama
yang memerlukan/mensyaratkan tujuan bersama. Politik tersebut membentuk
kerangka bagi kerjasama dengan negara-negara mitra. Tujuan global tersebut
ditetapkan dalam konferensi-konferensi internasional. Masyarakat internasional
telah memformulasikan tujuan bersama mereka dalam puncak milenium di New York,
dalam konferensi PBB di Monterrey tentang pembiayaan pembangunan dan dalam
konferensi berkesinambungan di Johannesburg.
Republik Federal Jerman telah berkomitmen
untuk andil secara aktiv dalam mewujudkan tujuan-tujuan tersebut. Program Aksi
2015 lintas instansi merupakan instrumen sentral Pemerintah Jerman dalam rangka memenuhi tugas-tugas tersebut.
Program aksi tersebut berorientasi kepada tiga Tujuan utama yaitu memerangi kemiskinan, mengamankan
perdamaian, pelaksanaan globalisasi dengan adil. Penanggungjawab adalah
Kementrian Federal Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ).
2) Kerja sama pengembangan politik bersama Indonesia
Indonesia menjadi mitra penting bagi Jerman
dalam kerjasama pengembangan politik. Jerman dengan kontribusinya sebesar 3
milyar euro merupakan mitra bilateral kedua terbesar setelah Jepang. Termasuk
dalam jumlah ini adalah kontribusi bagi pengembangan gereja, yayasan-yayasan
politik dan LSM (Organisasi Non-Pemerintah) lainnya.Melalui instrumen
multilateral seperti PBB, Bank Dunia, ADB (Bank Pembangunan Asia) dan Dana
Pembangunan Uni Eropa, Jerman juga membantu program-program pembangunan di
Indonesia dalam jumlah yang cukup besar.
Kerjasama antara Indonesia dengan Jerman
telah terbentuk sejak tahun limapuluhan. Aktivitas pendamping proses reformasi
Indonesia terkonsentrasi dengan sangat baik sejak beberapa tahun ini di
Provinsi Jawa Tengah, Yogyakarta serta NTB dan NTT dengan tingkat pembangunan
yang lemah di Timur Indonesia.
Kerjasama Pembangunan dengan Indonesia
terkonsentrasi pada tiga bidang utama berikut yang isinya telah ditetapkan dan
disusun bersama-sama dengan mitra Indonesia. Naskah strategi utama (SSP) untuk
setiap bidang yang telah disusun bersama membentuk kerangka konsep kerjasama:
1. Bidang kesehatan termasuk keluarga
berencana dan pencegahan HIV/AIDS – titik pusat kerjasama pembangunan Indonesia-Jerman
terletak pada perbaikan akses pelayanan kesehatan yang memadai termasuk dari
segi pembiayaan bagi penduduk miskin;
2. Bidang reformasi perekonomian –
kerjasama pembangunan Indonesia-Jerman terkonsentrasi pada dukungan
perekonomian regional di wilayah-wilayah dengan struktur yang lemah dengan
tujuan mencapai pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, penggunaan sumber alam
yang berkesinambungan serta mendukung instrumen pembiayaan yang efektif;SSP
bidang reformasi perekonomian.
3. Bidang transportasi – peningkatan
mobilitas bagi penduduk berpendapatan rendah menjadi titik pusat kerjasama
pembangunan Indonesia-Jerman, dimana kegiatannya dikonsentrasikan pada angkutan
penumpang kapal laut dan angkutan penumpang jarak dekat.;SSP bidang
transportasi
Dalam tema (pokok) desentralisasi,
kerjasama pembangunan Indonesia-Jerman mendampingi proses desentralisasi yang
luas di Indonesia, dimana pada tahun 2001 terjadi pelimpahan tanggung jawab
atas perencanaan pembangunan, anggaran dan personil sekaligus dari pusat ke
daerah. Untuk tema pokok ini juga telah disusun naskah strategi.
Yayasan-yayasan politik Jerman yang aktif
di Indonesia (Yayasan Friedrich Ebert, Yayasan Friedrich Naumann, Yayasan
Konrad Adenauer, Yayasan Hanns Seidel) serta PT. Pendidikan Kelanjutan dan
Pengembangan Internasional non profit (InWEnt) dan Pusat Migrasi Internasional
(CIM) juga memberikan kontribusi yang penting, terutama dalam tema-tema
tersebut.
Saat ini terdapat sekitar 32 proyek
kerjasama teknik (TZ) dan keuangan (FZ), dimana 36 tenaga ahli dipekerjakan
untuk jangka waktu lama dan sekitar 160 tenaga ahli untuk jangka waktu pendek
setiap tahunnya. Selain itu terdapat 24 tenaga ahli yang terintegrasi dan
diperoleh dari Pusat Migrasi Internasional (CIM). Dengan sekitar 20 penugasan
setiap tahun, SES membantu kualifikasi tenaga ahli dan pemimpin perusahaan
kecil dan menengah di Indonesia.
Kerjasama personil dilaksanakan oleh PT.
InWEnt non profit, Pendidikan Kelanjutan dan Pengembangan Internasional – yang
lahir dari peleburan Carl Duisberg Gesellschaft (CDG) dan Yayasan Jerman bagi
Pembangunan Internasional (DSE) – dengan mengutamakan program yang berorientasi
ke praktek. Penawaran program yang berguna untuk meningkatkan kualifikasi
bekerja ini diikuti oleh sekitar 700 peserta dari Indonesia setiap tahunnya.
3) Proyek skala mikro Kedutaan Besar Jerman di Indonesia
Setiap tahun disediakan dana kepada
Kedutaan Jerman Jakarta untuk pelaksanaan proyek-proyek berskala mikro di
Indonesia. Kegiatan ini ditujukan untuk terutama memenuhi kebutuhan dasar
masyarakat miskin dan sangat miskin. Proyek yang dapat dibantu adalah proyek
yang dilaksanakan oleh pihak Indonesia (LSM, gereja, komunitas desa) dengan
jumlah bantuan hingga 8.000 Euro.
by : Meilan Erna Wati
by : Meilan Erna Wati
ARTIKEL MENGENAI KOMITMEN HUBUNGAN KERJA
SAMA PEMERINTAH INDONESIA
DENGAN NEGARA LAIN
1.
Hubungan Luar Negri Indonesia
Sejak merdeka, hubungan luar negri Indonesia berpatokan dengan kebijakan luar
negri “bebas dan aktif” dengan mencoba mengambil peran dalam berbagai masalah
regional sesuai dengan ukuran dan lokasinya, namun menghindari keterlibatan
dalam konflik di antara kekuatan-kekuatan besar dunia. Kebijakan luar negri
Indonesia pada masa orde baru yang dipimpin Presiden Soeharto beralih dari sikap anti-barat dan anti Amerika yang
menjadi cirri pemerintahan Soekarno. Setelah
Soeharto mengundurkan diri tahun 1998, pemerintah Indonesia mempertahankan
garis besar kebijakan luar negri Soeharto yang modert dan independen. Banyaknya
masalah di dalam negri tidak berhasil mencegah presiden-presiden selanjutnya
untuk bepergian ke luar negri serta partisipasi Indonesia dalam panggung
Internasional. Invasi ke Timor Leste oleh Indonesia pada bulan Desember 1975,
aneksasinya tahun 1976, serta referendum kemerdekaan Timor Leste dari Indonesia pada bulan Agustus 1999 memperkuat hubungan
Indonesia dengan komunitas Internasional.
2.
Contoh Kerjasama Negara Indonesia dengan Negara Lain
Kerjasama
Indonesia-Nigeria
Dewan Minyak Sawit
Indonesia (DMSI) akan bekerja sama
dengan kelompok tani di Nigeria dan asosiasi profesi kelapa sawit di Pantai
Gading untuk menekan kampanye anti sawit di pasar intenasional khususnya di
Eropa.
Kerjasama dengan kelompok
tani atau Initiative for Public Policy Analysis (IPPA) di Nigeria dan asosiasi
profesi kelapa sawit di Pantai Gading atau Association de Interprofessionelle
Filliere de Palmier a Huile (AIPH) itu dilakukan DMSI setelah melihat
keberhasilan IPPA menggugat perusahaan pengecer besar atau semacam distributor
yakni “Systeme U” yang membuat kampaye negatif atas sawit.
Demikian
Artikel ini saya buat atas dasar pendapat dan kemampuan saya, dan di tanggung
jawab pi oleh saya sendiri :
Nama :
Meilan Erna
Wati
Kelas : XII IPA1
Apabila
ada ada salah kata dan tulisan mohon dimaafkan dan dimaklumi.
Sekian,
dan Terima Kasih
DAFTAR PUSTAKA
http://www.Sangpujanggakecil.blogspot.co.id/2014/11/kerja-sama-negara-indonesia-dengan-negara-lain
by : Kasmiati
ARTIKEL MENGENAI KOMITMEN HUBUNGAN KERJA
SAMA PEMERINTAH INDONESIA
DENGAN NEGARA LAIN
1.
Hubungan Luar Negri Indonesia
Sejak merdeka, hubungan luar negri Indonesia berpatokan dengan kebijakan luar
negri “bebas dan aktif” dengan mencoba mengambil peran dalam berbagai masalah
regional sesuai dengan ukuran dan lokasinya, namun menghindari keterlibatan
dalam konflik di antara kekuatan-kekuatan besar dunia. Kebijakan luar negri
Indonesia pada masa orde baru yang dipimpin Presiden Soeharto beralih dari sikap anti-barat dan anti Amerika yang
menjadi cirri pemerintahan Soekarno. Setelah
Soeharto mengundurkan diri tahun 1998, pemerintah Indonesia mempertahankan
garis besar kebijakan luar negri Soeharto yang modert dan independen. Banyaknya
masalah di dalam negri tidak berhasil mencegah presiden-presiden selanjutnya
untuk bepergian ke luar negri serta partisipasi Indonesia dalam panggung
Internasional. Invasi ke Timor Leste oleh Indonesia pada bulan Desember 1975,
aneksasinya tahun 1976, serta referendum kemerdekaan Timor Leste dari Indonesia pada bulan Agustus 1999 memperkuat hubungan
Indonesia dengan komunitas Internasional.
2.
Contoh Kerjasama Negara Indonesia dengan Negara Lain
Kerjasama
Indonesia-Vietnam
Hubungan biateral Indonesia
dengan Vietnam, kedua negara yaitu Indonesia dan Vietnam telah menjalin kembali
hubungan yang pernah menajdi sarana untuk membina saling pengertian dan
memperkuat kerja sama antara kedua negara, yang dilaksanakan dalam hubungan di
bidang politik, hubungan baik dalam bidang politik secara kinkrit antara lain
tercermin dalam hal-hal sebagai berikut :
1. Penghargaan oleh Vietnam terhadap
bantuan beras Indonesia pada tahun 1986, sewaktu Vietnam mengalami kekurangan
pangan.
2. Dukungan Vietnam terhadap
terpilihnya Indonesia sebagai ketua NonBlok.
3. Bantuan Indonesia dalam
usaha penanganan program keluarga berencana, saran kebijaksanaan dalam bidang
perminyakan, investasi, perbankan, dan transpor, serta
4. Dukungan Indonesia
terhadap keinginan Vietnam untuk mendatangi ASEAN Treaty of Amity and Cooperation.
Demikian
Artikel ini saya buat atas dasar pendapat dan kemampuan saya, dan di tanggung
jawab pi oleh saya sendiri :
Nama :
Kasmiati
Kelas : XII IPA1
Apabila
ada ada salah kata dan tulisan mohon dimaafkan dan dimaklumi.
Sekian,
dan Terima Kasih
DAFTAR PUSTAKA
http://www.Sangpujanggakecil.blogspot.co.id/2014/11/kerja-sama-negara-indonesia-dengan-negara-lain
by : Fifin Meilani
ARTIKEL MENGENAI KOMITMEN HUBUNGAN KERJA
SAMA PEMERINTAH INDONESIA
DENGAN NEGARA LAIN
1.
Hubungan Luar Negri Indonesia
Sejak merdeka, hubungan luar negri Indonesia berpatokan dengan kebijakan luar
negri “bebas dan aktif” dengan mencoba mengambil peran dalam berbagai masalah
regional sesuai dengan ukuran dan lokasinya, namun menghindari keterlibatan
dalam konflik di antara kekuatan-kekuatan besar dunia. Kebijakan luar negri
Indonesia pada masa orde baru yang dipimpin Presiden Soeharto beralih dari sikap anti-barat dan anti Amerika yang
menjadi cirri pemerintahan Soekarno. Setelah
Soeharto mengundurkan diri tahun 1998, pemerintah Indonesia mempertahankan
garis besar kebijakan luar negri Soeharto yang modert dan independen. Banyaknya
masalah di dalam negri tidak berhasil mencegah presiden-presiden selanjutnya
untuk bepergian ke luar negri serta partisipasi Indonesia dalam panggung
Internasional. Invasi ke Timor Leste oleh Indonesia pada bulan Desember 1975,
aneksasinya tahun 1976, serta referendum kemerdekaan Timor Leste dari Indonesia pada bulan Agustus 1999 memperkuat hubungan
Indonesia dengan komunitas Internasional.
2.
Contoh Kerjasama Negara Indonesia dengan Negara Lain
Kerjasama
Indonesia-Argentina
Mengingat Indonesia dan
Argentina sama-sama berada dalam kelompok negara ekonomi maju,G20.
Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono berharap kunjungan Presiden Argentina, Christina Elisabet Fernandez
de Kirchner ke istana negara, kamis (17/1), bisa mempererat kerja sama
strategis antara dua negara, khususnya dalam bidang investasi, mengingat
Indonesia dan Argentina sama-sama berada dalam kelompok negara ekonomi maju,
G20.
Dalam pertemuan itu dua
kepala negara membicarakan berbagai isu mulai dari ekonomi, investasi,
pertanian, transportasi, hingga pariwisata. Argentina dan Indonesia juga
berkomitmen untuk membantu pembangunan negara-negara lain yang membutuhkan.
Demikian
Artikel ini saya buat atas dasar pendapat dan kemampuan saya, dan di tanggung
jawab pi oleh saya sendiri :
Nama :
Fifin
Meilani
Kelas : XII IPA1
Apabila
ada ada salah kata dan tulisan mohon dimaafkan dan dimaklumi.
Sekian,
dan Terima Kasih
DAFTAR PUSTAKA
http://www.Sangpujanggakecil.blogspot.co.id/2014/11/kerja-sama-negara-indonesia-dengan-negara-lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar